Sleepiness patern of Indonesian professional driver based on subjective scale and eye closure activity, International Journal of Basic and Applied Sciences, Vol. Mahachandra, M., Yassierli, Sutalaksana, I. Critical review of the psychophysiology of driver fatigue, Biological Psychology, Vol. Philadelphia: Elsevier, Chapter 2 pp.19-21. Principles and practice of sleep medicine. The efficacy of objective and subjective predictors of driving performance during sleep restriction and circadian misalignment.
Kosmadopoulos, A., Sargent, C., Zhou, X., Darewent, D., Matthews, R,W., Dawson, D., Roach, G, D. Data Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian Tahun 2010-2016. Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Accident causation model for railway industry: application of the model to 80 rail accident investigation reports from the UK. Validation of the karolinska sleepiness scale against performance and EEG variables. Kaida, K., Takahashi, M., Akerstedt, T., Nakata, A., Otsuka, Y., Haratani, T., Fukusawa, K. Indonesian railway accidents utilizing Human Factors Analysis and Classification system in determining potential contributing factors. Driving monotonous routes in train simulator: the effect of task demand on driving performance and subjective experience. Train driving efficiency and safety: examining the cost of fatigue.
Sleep Medicine Review, Vol.18:141-152.ĭorrian, J., Hussey, F., Dawson, D. Look before you (s)leep: Evaluating the use of fatigue detection technologies within a fatigue risk management system for the road transport industry. In Joris C Verster and Charles F P George (Eds.), Sleep, Sleepiness and Traffic Safety. Psychophysiological Characteristics of Driver Fatigue. European Journal Applied Physiology, Vol. Experimental evaluation of eye-blink parameters as a drowsiness measure. Understanding the human factors contribution to railways accidents and incidents in Australia. Subjective and objective sleepiness in active individual. Temuan lainnya bahwa skor KSS>5 terjadi setelah satu jam mengemudi untuk kondisi sleep deprivation ekstrim 2 jam dan terjadi setelah 160 menit mengemudi pada kondisi tidur moderate 4 jam.Īkerstedt, T dan Gilberg, M. Korelasi yang kuat antara keduanya menunjukkan bahwa kedua indikator baik subjektif maupun okulomotor dapat saling mendukung dalam mendeteksi kantuk dan kelelahan. Temuan utama pada penelitian ini yaitu adanya korelasi positif kuat antara indikator kantuk subjektif terhadap indikator okulomotor berupa frekuensi kedipan per menit khususnya untuk kondisi tidur moderate 4 jam ( r=0.861, p=0.013). Penilaian kelelahan dan kantuk menggunakan 2 indikator yaitu indikator kantuk subjektif dengan Karolinska Sleepiness Scale dan indikator pergerakan mata berupa frekuensi kedipan per menit dari rekaman video kamera sepanjang perjalanan. Setiap partisipan mengalami tiga perlakuan kuantitas tidur pada malam sebelum eksperimen yaitu kondisi tidur ekstrim (2 jam), moderate (4 jam) dan normal (8 jam). Penelitian ini melibatkan 12 orang partisipan yang mengemudikan simulator kereta api selama 4 jam perjalanan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan investigasi apakah terdapat korelasi antara Karolinska sleepiness Scale sebagai indikator kantuk subjektif terhadap frekuensi kedipan sebagai indikator okulomotor objektif dalam mendeteksi kelelahan dan kantuk. Sejumlah pengukuran subjektif dan objektif dapat digunakan sebagai indikator pendeteksi kelelahan dan kantuk.
Kelelahan dan kantuk merupakan faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan khususnya disektor transportasi.